indate.net-Perusahaan Umum Daerah Tirta Pakuan Kota Bogor mengajak pelanggan melakukan gerakan 5C, gerakan ini sebagai langkah pengecekan sebelum melaporkan gangguan pengaliran air ke call center Tirta Pakuan. Gerakan 5C tersebut, antara lain cek stop keran, cek gegel merah di meter air, cek pipa distribusi depan rumah, cek aliran air di tetangga dan cek langsung ke call center.
"Sekarang kami tengah mengkampanyekan gerakan 5C, karena kadang-kadang ada masyarakat yang langsung telpon call center, 'Pak air saya mati'. Padahal ini stop keran tertutup setelah petugas datang. Stop keran tertutup itu entah dimainin anak atau lupa dibuka lagi," jelas Direktur Umum Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, Rivelino Rizky kepada wartawan pada Minggu (22/8/2022).
Rivelino melanjutkan, cek stop keran dilakukan untuk memastikan kondisi stop keran dekat meter air dalam posisi terbuka. Selanjutnya, pelanggan melakukan cek segel merah di meter air.
"Lalu, cek segel merah di meter air apakah posisi terbalik atau tidak dan sebagainya. Atau ini sudah diganti meter, tapi belum diganti lagi, ini yang membuat tagihan nanti membengkak juga. Itu musti dicek segel meternya," tutur Rivelino.
Ia menjelaskan, hal yang dilakukan lainnya, cek pipa distribusi depan rumah. Apabila dicek pipa distribusi mengalami kebocoran ditandai adanya air yang keluar, segera dilaporkan dan petugas akan datang ke lokasi untuk memperbaiki. Pelanggan untuk cek aliran air di tetangga. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah aliran air di tetangga kondisinya berbeda atau sama mengalami gangguan pengaliran.
"Kalau di tempat pelanggan itu air mati, di tetangga tidak, itu ada masalah bisa dilihat pada kran apakah tertutup. Jadi ada koordinasi dengan tetangga juga untuk mengetahui kondisi air. Nah, kalau ada apa-apa langsung hubungi call center," jelasnya.
Masih kata Rivelino, gerakan 5C ini bertujuan setidaknya untuk meminimalisir pengaduan yang masuk ke call center. Pengaduan yang dimaksud Rivelino, seperti aduan yang sering ditindaklanjuti petugas hanya membuka stop keran saja.
"Kami bukan berarti tidak mau menerima komplen, hanya saja kadang-kadang seperti hanya lupa menutup keran, temen-temen petugas datang hanya itu saja (buka stop keran)," terbangnya.
Rivelino membeberkan, sejauh ini pihaknya melakukan kampanye gerakan C5 baru melalui media sosial Perumda Tirta Pakuan, sehingga perlu digencarkan lagi kedepannya agar diketahui oleh seluruh pelanggan.
"Iya, sekarang sosialisasi baru melalui instragram, karena tidak semua mempunyai media sosial, jadi perlu dikampanyekan lagi oleh petugas di lapangan, termasuk RT RW. Sekarang juga kan situasinya masih masa pandemi," pungkasnya.(jms/red)