indate.net-Wali Kota Bogor Bima Arya berbagi pengalaman dengan peserta Inkubasi SCENE - Masterclass Pengembangan Skenario Film TV dan OTT 2021 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Balaikota Bogor, Senin (30/8/2021).
Sebanyak 14 peserta terpilih yang datang dari 7 provinsi, yakni Sumatera Barat, Riau, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat ini disuguhkan berbagai video menarik tentang Kota Bogor. Mulai dari Pesta Rakyat Cap Go Meh, Helaran, Festival Merah Putih hingga video-video yang menggambarkan kebersamaan dalam keberagaman di kota hujan ini.
Koordinator Subsektor Televisi dan Radio Kemenparekraf Budi Sarjono mengungkapkan, kehadiran peserta SCENE 2021 di Balaikota Bogor dan bertemu dengan Wali Kota Bogor Bima Arya guna memberikan ruang bagi mereka untuk berdiskusi, bertukar pikiran dan menggali potensi-potensi yang ada di Kota Bogor.
“Dengan adanya diskusi dengan Kang Bima selaku Wali Kota Bogor, kita juga perlu ada pembekalan yang sifatnya inspiring bagi peserta. Tadi peserta bertukar pikiran, disajikan video-video yang menginspirasi tentang Kota Bogor. Ini akan menjadi model kita ke depannya. Tidak menutup kemungkinan untuk melakukan kerjasama tahun depan dengan Kota Bogor,” ungkap Budi Sarjono.
Salah satu peserta SCENE yang berasal dari Kota Padang, Ismail (23), mengaku banyak inspirasi yang bisa diambil di Kota Bogor. “Melihat Bogor itu amazing banget. Sesuatu yang tidak pernah kita lihat, ternyata di video-video yang ditayangkan oleh bapak Wali Kota, ternyata Bogor lebih dari yang saya lihat selama ini. Tidak sekedar Istana dan Kebun Raya saja, tapi lebih dari itu,” ujar Ismail.
“Terutama saat sharing dengan Pak Wali Kota Bogor. Keberagaman dan modal kebersamaan warganya sangat kuat. Selain itu, kita dituntut harus selalu berpikir kreatif, out of the box,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Bima Arya menyatakan, berbagai video maupun foto yang diunggah di sosial media, baik Instagram maupun Youtube harus inspiratif. “Bukan sekedar informatif, tapi harus inspiratif. Jadi kalau wali kota, bupati, gubernur punya sosial media, tujuannya bukan untuk narsis atau pencitraan. Tapi harus ada ada nuansa inspiratif. Warga kita, masyarakat kita, begitu melihat konten kita, harus inspired.
“Pencitraan boleh tapi berdasarkan semua apa yang kita bangun. Semua orang harus tahu ke mana kita menuju, kita tunjukan ujungnya di mana dan kita akan ke mana. Terserah orang mau bilang pencitraan atau sekedar konten. Yang penting publik harus tahu ke mana Kota Bogor akan di bawa, caranya bagaimana, sudah sampai mana, mana yang belum, mana yang sudah,” jelas Bima Arya.
Mengenai ide dalam membuat konten, lanjut Bima, bisa datang dari mana saja dan kapan saja. “Bisa datang spontan saja, bisa saat lagi blusukan, saat lari pagi. Tapi kebanyakan ide saya muncul ketika sedang lari pagi. Tapi tidak sedikit juga ide itu dari tim. Sering kali prosesnya itu proses diskusi, cari inspirasi, cari referensi dan lain sebagainya,” terang Bima.
“Tidak sedikit juga ide itu datang dari komunitas. Di luar lingkaran kita. Atau kadang-kadang ada orang DM saya, ketika saya lihat idenya keren, oke. Intinya open mind dan challenges. Misalnya saya ingin seperti ini, tolong pikirkan caranya bagaimana yang penting out of the box. Tidak mudah untuk meramu itu. Intinya proses diskusi, kita selalu terbuka untuk hal-hal yang baru,” tambahnya.
Sebelumnya, Bima Arya juga sempat mengaku bahwa pencapaian hingga saat ini banyak dibentuk oleh film yang ditontonnya ketika masih muda. “Saya sangat suka menonton film, Mulai dari film luar Hollywood, Eropa, Asia, semuanya. Karena menurut saya film itu bukan hanya entertaining tapi juga inspiring. Hidup saya itu banyak dibentuk oleh film. Dari mulai saya SMA, saya sudah koleksi film-film politik. Saya nonton film Malcolm X, JFK, Lincoln dan macam-macam,” kata Bima.
“Apalagi sekarang ada Netflix, kalau ada waktu luang apalagi ketika di rumah saja, surga lah Netflix ini. Bahkan saya baru nemu pidato Bung Karno ketika masuk Istana. Luar biasa inspiring,” terangnya.
Mengenai acara Inkubasi SCENE - Masterclass Pengembangan Skenario Film TV dan OTT, sejak dimulai tahun lalu, sebanyak 7 alumni program ini sudah bergabung sebagai penulis di dalam industri film, kemudian ada 3 cerita yang akan segera diproduksi ke layar lebar dan ada 3 lagi yang sedang penjajakan untuk mewujudkan cerita menjadi serial.(jms/red)