indate.net-BOGOR - Meski dihimpit pandemi Covid-19, PT Sentul City Tbk (Perseroan) sukses membukukan pendapatan sebesar Rp2,6 Triliun pada sembilan bulan tahun 2021 (9M 2021), naik Rp2,4 Triliun atau 959 persen YoY. Kenaikan pendapatan itu juga ditopang oleh adanya transaksi penjualan lahan siap bangun dan bangunan senilai Rp2,4 Triliun atau 2.066 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan ini diantaranya berasal dari penjualan retail serta block sales kepada investor-investor lokal maupun internasional yang berhasil dilakukan pada masa pandemi, sehingga ini menunjukkan bahwa bisnis properti tetap memiliki peluang yang baik untuk saat ini dan kedepannya. Hal ini juga menunjukkan minat investor dalam dan luar negeri untuk investasi di Sentul City semakin meningkat.
“Selain dari penjualan retail dan block sales, pendapatan perusahaan juga ditopang oleh kenaikan pada bisnis yang dioptimalkan oleh anak-anak perusahaan berupa operasional hotel, restoran dan taman hiburan sebesar Rp15,8 Miliar atau 24 persen YoY menjadi Rp80 Miliar pada September 2021,” jelas Tjetje Muljanto, Presiden Direktur PT Sentul City Tbk dalam keterangan persnya di Hotel Neo Sentul City, Kamis (9/12).
Menurut Tjetje, hal ini sejalan dengan mulai pulihnya aktivitas sektor riil karena program vaksin yang dilaksanakan oleh pemerintah telah berhasil meningkatkan herd immunity untuk perlindungan masyarakat terhadap penularan dan penyebaran Covid-19 yang masih melanda dunia saat ini.
Di sisi lain, kenaikan pendapatan dari sektor hotel, restoran dan taman hiburan disebabkan karena Sentul City sebagai kota mandiri yang juga merupakan destinasi wisata yang memiliki daya tarik besar bagi masyarakat dan pengunjung, karena sarat dengan nuansa alam yang natural yang menyajikan pemandangan alam berupa pegunungan, perbukitan, sungai dan danau serta penataan landscape berupa pohon hijau dan bunga-bunga yang menciptakan ekosistem alam dengan konsep green living.
Di sektor hotel, jelas Tjetje, adalah Hotel Alana. Melalui Green Canyon Restoran yang berada di dalamnya, Hotel Alana menawarkan berbagai pilihan kuliner menarik dan enak yang banyak diburu oleh masyarakat. Banyak atraksi kuliner dan suguhan dari chef-chef papan atas Indonesia di sana.
“Pendapatan perusahaan juga ditopang oleh block sales yang banyak dilirik oleh investor-investor dalam dan luar negeri karena Sentul City mempunyai keunggulan infrastruktur yang baik, siap untuk dibangun sehingga memiliki prospek bisnis yang menguntungkan,” terang Tjetje.
Tjetje juga menjelaskan, pada sembilan bulan tahun 2021 (9M 2021), Perseroan berhasil membukukan total laba bersih Rp300 Miliar, naik Rp630 Miliar atau 191 persen YoY. Kenaikan Laba bersih dikarenakan adanya kenaikan pendapatan sehingga menciptakan produktivitas bisnis yang profitabel. Sementara itu Perseroan juga berhasil membukukan total aset Perseroan sebesar Rp17 Triliun sedangkan total Liabilitas Rp6,5 Triliun, turun Rp1,6 Triliun atau 20 persen YtD.
“Liabilitas turun Rp1,6 Triliun atau 20 persen YtD yang disebabkan penurunan pada liabilitas jangka panjang bank sebesar Rp873 Miliar atau 42 persen YtD. Hal ini mengonfirmasi bahwa perusahaan mampu memenuhi komitmen untuk memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga dengan baik. Hal ini terlihat pada performance bank debt (Including MTN) to equity menjadi 21,15 persen yang sangat sehat yakni jauh di bawah 100 persen di mana angka ini dianggap terendah diantara industri properti di Indonesia,” jelas Tjetje.
Tjetje menambahkan, ke depan perusahaan akan terus berkomitmen untuk memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya kepada pihak ketiga. Salah satu bentuk konkritnya adalah selama ini tidak ada gagal bayar kepada bank dan Perusahaan juga akan menjaga komitmenya terhadap proyek-proyek yang sudah dikembangkan sebelumnya. Sebagai contoh progress pembangunan Saffron Apartment sudah mencapai 65 persen dan Cluster Green Mountain 87 persen sampai dengan September 2021.
Adapun Total Ekuitas Perseroan Rp10,6 Miliar, naik Rp325 Miliar atau 3,17% YtD. Kuatnya neraca keuangan Perseroan juga didukung oleh keberhasilan Perseroan menjual properti investasinya yakni AEON MALL dan sebuah block sales kepada pengembang berskala internasional yakni Genting Property Malaysia pada kuartal-kuartal sebelumnya.
“Saat ini Perseroan juga tengah bernegosiasi dengan tujuh investor dari dalam dan luar negeri, beberapa di antaranya adalah developer dan mall operator yang siap bekerjasama dengan Perseroan melalui pola KSO, revenue sharing, sistem sewa lahan maupun jual beli putus,” paparnya.(*)