indate.net-Konsep pertanian masa depan telah mulai dikembangkan di Kota Bogor. Memanfaatkan kemajuan teknologi, Indoor Vertical Farming atau teknik menanam secara bertingkat di dalam ruangan yang kini menjadi solusi untuk berkebun di lahan yang terbilang minim.
Tempat menanam yang digunakan biasanya memanfaatkan container bekas pabrik, bisa juga menggunakan pipa atau talang yang sudah dimodifikasi.
Seperti yang tengah dikembangkan di Kantor Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, program Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT. Agrifam dimanfaatkan untuk menghasilkan hasil tani yang 10 kali lebih higienis dengan cara yang lebih efisien.
Hal tersebut dikatakan Camat Bogor Timur, Rena Da Frina saat ditemui di kantornya, kemarin.
Selain menggunakan sentuhan teknologi yang modern dalam proses penanamannya, konsep bertani Vertical Farming juga diharapkan dapat mengedukasi untuk masyarakat untuk bertani di di tengah minimnya lahan di Kota Bogor.
“Hasil panennya juga lebih bersih dan higienis, dengan konsep pertanian masa depan seperti ini juga masyarakat atau siapapun bisa bercocok tanam, terlebih Kota Bogor hanya memiliki sedikit lahan untuk digunakan bertani,” tutur Rena.
Rena menjelaskan, selain hanya membutuhkan tempat yang kecil, ternyata metode Indoor Vertical Farming ini juga menghemat penggunaan air hingga 90 persen.
“Hasil tanaman yang dihasilkan lebih sehat, bersih dan higienis. Selain tidak membutuhkan tempat yang luas, metode ini menghemat penggunaan air dan pupuk,” jelas Rena.
Wanita yang pernah menjabat sebagai Lurah Babakan Pasar ini melanjutkan, penghematan air dan pupuk tersebut dikarenakan, proses pemupukan dilakukan sebelum pembibitan. “Jadi air yang nantinya mengalir ke media tanam, sebelumnya dicampurkan dengan pupuk dan difiltrasi hingga parameter air berada dibawah ph 7,5. Setelah air dicek menggunakan ph meter, benih baru ditanam kedalam lubang-lubang talang, yang nantinya dialiri air,” lanjut dia.
Sementara, untuk memenuhi kebutuhan sinar ultraviolet (UV) yang dibutuhkan tanaman guna menunjang pertumbuhannya, didalam ruangan dipasang Air Conditioner (AC) dan lampu khusus. “Agar steril udaranya diganti AC, kemudian asupan sinar matahari diganti lampu LED light grow,” papar Rena.
Untuk perawatan metode ini terbilang cukup mudah. Hanya dengan memastikan parameter air tetap terjaga, mengecek nutrisi yang terkandung dalam air, memastikan media tanam tidak tercemar dan menjaga sanitasi didalam ruangan penanaman.
Disisi lain, hasil Indoor Vertical Farming ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dibanding dengan hasil pertanian konvensional pada umumnya. “Karena memiliki cita rasa yang berbeda dengan yang biasanya jadi lebih mahal. Selain itu juga karena dalam proses penanaman dan perawatan memakan biaya yang cukup tinggi,” kata Rena.
Rencananya, dalam waktu dekat Indoor Vertical Farming besutannya ini akan ditanami Edible Flower, bunga konsumsi yang biasanya digunakan untuk pelengkap salad, minuman atau puding yang belakangan tengah viral di media sosial.(*)