indate.net-Jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor menggelar rapat koordinasi dalam rangka akselerasi vaksinasi dosisi ketiga atau booster guna mengantisipasi tingginya mobilitas Hari Raya Idul Fitri 1443 H.
Dalam rapat yang dilakukan secara daring dan luring dari Balaikota Bogor, Minggu (17/4/2022), diikuti oleh para Kepala OPD, Camat, Lurah, Puskesmas hingga para Ketua Rukun Warga (RW) se-Kota Bogor.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, vaksin sangat menentukan dalam mengantisipasi lonjakan kasus pasca mobilitas Lebaran nanti.
"Angka Covid semakin landai. Kasusnya hari semakin rendah, Insya Allah kita berdoa menuju zero case Covid. Insya Allah ini akan terjadi apabila kita betul-betul fokus akselerasi vaksin," ungkap Bima.
Bima menambahkan, vaksin booster diarahkan bukan hanya kepada warga yang ingin mudik saja, tetapi untuk semua warga.
"Karena kita ingin melindungi semua warga Bogor dari mobilitas warga pasca Lebaran. Kalau boosternya sudah tinggi, harusnya lebih kuat. Ini ujian kita, kalau ingin Bogor semakin landai dan kehidupan semakin normal, maka kata kuncinya akselerasi booster," jelasnya.
Per Minggu (17/4/2022), capaian vaksinasi di Kota Bogor sudah menyentuh angka 104,57 persen untuk dosis 1, kemudian 91,95 persen dosis kedua dan 27,27 persen untuk dosis ketiga atau booster.
"Target kita pada 25 April nanti bisa mencapai 50 persen sudah divaksin booster. Ini tidak mudah tapi kita terus berikhtiar maksimal. Setiap hari harus ada pelayanan vaksin," ujarnya.
Untuk mengakselerasi target tersebut, Bima menyebut ada 3 strategi utama, yakni pendekatan berbasis data, pendekatan kewilayahan dan pendekatan berbasis komunitas.
"Pertama pendekatan berbasis data. Silahkan sisir warga yang belum vaksin melalui basis data yang ada di RW siaga, puskesmas, semuanya. Tapi tidak cukup data saja. Karena seringkali ada ketidaksesuaian data satu sama lain. Harus dipastikan di lapangan," kata Bima.
Yang kedua, lanjut Bima, adalah pendekatan kewilayahan. Pendekatan kewilayahan ini membutuhkan kreasi dan inovasi. "Ada yang berkreasi memadukan vaksin dengan bantuan, ada yang berkreasi memadukan dengan event, dengan bazar ramadhan misalnya dan kegiatan lain. Ada yang langsung di jalan," terangnya.
"Yang ketiga, pendekatan berbasis komunitas. Saya titip kepada Dinas Pendidikan. Dugaan saya, masih ada guru yang belum di booster. Terus yang lainnya, misal Kesbangpol pendekatan komunitas Ormas, partai politik dan lain sebagainya," tandas Bima.
Sementara itu, Kapolresa Bogor Kota Kombes Susatyo Purnomo Condro menyatakan bahwa vaksin booster ini penting karena tahun ini pemerintah sudah melonggarkan berbagai ketentuan terkait PPKM.
"Mudik sudah boleh, kegiatan ibadah boleh bahkan sampai 100 persen. Ini yang harus menjadi perhatian semua. Harus ada penguat yang kita lakukan, yaitu booster," ujar Susatyo.
Untuk itu, kata Kapolresta, perlu peningkatan peran Satgas sampai ke level RW. "Panaskan kembali mesinnya, panaskan kembali sumber daya yang ada, untuk mengawasi, memonitor baik pendatang maupun pemudik. Pendatang juga wajib booster," kata Susatyo.
"Kalau hanya mengandalkan orang yang akan mudik, saya khawatirkan Bogor bukan kota pemudik, tapi pendatang. Orang Bogor yang tinggal di luar kota, banyak. Belum lagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Aglomerasi kita Jabodetabek, pemerintah mengatur capaian vaksin kita harus 50 persen untuk booster. Ini memang berat, tapi kita harus lakukan," tambahnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto, Dandim 0606/Kota Bogor, Ketua Pengadilan Negeri Bogor, Dandenpom III/I Bogor.(*)