indate.net-CISARUA - Polisi telah menangkap beberapa pelaku penganiayaan terhadap pegiat media sosial (medsos) sekaligus Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando dslam aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Senin (11/4). Salah satunya tercatat sebagai warga Kampung Cijulang RT 5/5 Desa Kopo, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.Ketua RT 5 Siswantoro membenarkan jika salah satu pelaku pengeroyokan Ade Armando bernama Ade Purnama tercatat sebagai warga Kampung Cijulang, Desa Kopo, Kecamatan Cisarua. Meski demikian, Ade Purnama sudah sejak lama tinggal di Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor bersama anak dan istrinya.
“Iyah KTP nya memang masih warga Desa Kopo, tapi dia sudah tidak tinggal di sini sejak lama, tapi tinggal di Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung,” ujar Siswantoro, Selasa (12/4)
Kasi Kesra, Desa Kopo, Dai Hidayat mengatakan terduga pelaku Ade Purnama saat ini sudah tidak tinggal di desanya.
“Saat ini tinggal di Ciletuh, Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung. KTP nya memang masih di Kelurahan Kopo,” ucapnya.
Ade Purnama diketahui bekerja di salah satu hotel di kawasan Puncak sebagai security.
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ahmad Nurwakhid menduga para pelaku pengeroyok Ade Armando di tengah aksi unjuk rasa telah terpapar virus takfiri.
Sebagai informasi, takfiri merupakan paham yang mudah mengkafirkan orang atau pihak yang berbeda dan menghalalkan darah dianggap kafir.
"Menduga kuat para pelaku kekerasan terhadap Ade Armando tersebut terpapar virus takfiri yang mudah mengkafirkan yang berbeda dan menghalalkan darah yang dianggap kafir," kata Ahmad dalam keterangan resminya, Selasa (12/4).
Pernyataan Ahmad itu untuk merespons video viral di media sosial menampilkan sejumlah pelaku turut mengucapkan kalimat tauhid ketika melakukan kekerasan terhadap Ade. Bahkan Sebagian yang lain sambal bersorak 'halal darah' Ade Armando.
Ahmad menilai pandangan takfiri merupakan salah satu karakteristik kelompok radikal terorisme selama ini. Para pelaku teror, kata dia, mudah melegitimasi segala tindakan kekerasan yang dilakukan dengan mempolitisasi dan memanipulasi dalil agama.
Ia juga menilai kekerasan dan anarkisme di ruang publik bukan cara masyarakat yang beradab. Namun ciri kelompok ekstremisme yang pro kekerasan. "Nampaknya pola ini sudah mempengaruhi masyarakat yang dengan mudah membawa dalil-dalil agama untuk membanggakan tindakan anarkisme ruang publik," kata dia.
Ahmad mengaku menyesali penganiayaan para pelaku terhadap Ade di tengah aksi massa dan nuansa ibadah bulan Ramadhan. Seharusnya umat Islam bisa menahan tidak hanya makan dan minum, tetapi mencegah kekerasan.
Kekerasan atas nama apapun, kata Ahmad, termasuk dengan membajak dan memanipulasi ajaran agama merupakan kejahatan yang harus dikecam dan dikutuk.
"Ini menjadi pelajaran bagi kita bersama, terkadang seseorang mudah mendalihkan kekerasan dan halal darah seseorang untuk kepentingan tertentu" kata dia. Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menjengukAde Armando di RS Siloam Semanggi, Jakarta Selatan. Fadil mengungkap kondisi terkini dari Ade Armando. "Baik... baik.... Dia baik," ujarnya.
Dia mengatakan kondisi Ade Armando sudah semakin membaik. Namun, dia tidak menceritakan secara gamblang terkait pertemuannya dengan Ade Armando. Sudah semakin baik. Nggak ada cerita-cerita dia, sehat... sehat....," ucap Fadil. Ade Armando sebelumnya disebut mengalami pendarahan di bagian otak akibat dikeroyok di tengah demo 11 April di depan gedung DPR. Ade Armando kini sudah dipindahkan ke ruangan HCU RS Siloam.(*)