indate.net- KOTA BOGOR-Upah merupakan salah satu unsur esensial dalam hubungan kerja, mengingat keberadaan upah selalu dikaitkan dengan sumber penghasilan bagi pekerja atau buruh untuk mencapai derajat penghidupan yang layak bagi dirinya dan keluarganya.
Ketua IndustriAll Indonesia Council, Iwan Kusmawan mengecam dengan keras sekelompok pengusaha yang tergabung dalam asosiasi yang terus menerus merengek minta diskresi terkait dengan jam kerja dan hari kerja atau No Work No Pay bagi sektor padat karya, Hal tersebut ada kaitannya dengan kenaikan upah tahun 2023.
Iwan juga mengatakan, menolak PP.36 sebagai dasar perhitungan upah, sekalipun sudah keluar Permenaker No.18 tahun 2022 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2023 yang salah satunya penyesuaian upah minimum maksimal 10 persen, hal tersebut masih jauh dari harapan para pekerja karena belum tentu daya beli buruh bisa meningkat.
"Begitu juga dengan persoalan Undang Undang Cipta Kerja masih bermasalah, sebagaimana Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor.91/PUU-XVIII/2020 yang dinyatakan Konstitusional Bersyarat dan diberikan batas waktu untuk melakukan perubahan selama kurun waktu 2 tahun," Kata Iwan Kusmawan saat di temui di acara workshop of industrial union kepada wartawan belum lama ini.
Iwan menjelaskan, hiruk pikuk para pengusaha padat karya yang mint diskresi tentang jam kerja dan hari kerja sangat tidak menjunjung tinggi kebijakan pemerintah, karena Dunia usaha sudah banyak diberikan kebijakan melalui stimulus sebagaimana disampaikan oleh pakar ekonomi Bima Yudistira dari Celios.Iwan juga meminta agar kepala Dinas Tenaga Kerja jangan latah dan ikut mengamini setiap ada isu dari para pengusaha terkait dengan gejolak yang terjadi.
Lebih lanjut Iwan mengatakan, seharusnya para pengusaha berterima kasih kepada pemerintah yang selalu diberikan kebijakan, bukan merengek minta kebijakan/diskresi terus menerus yang pada akhirnya akan menimbulkan gejolak perlawan dari pekerja dan serikat pekerja/serikat buruh. " jangan terus menerus melempar dongeng dongeng yang tidak jelas,pekerja itu bukan anak kecil mereka sudah cerdas,mana para pengusaha yang selalu mengakali para pekerja untuk membayar upah murah," ucapnya.
"Untuk itu, dalam dunia kerja, upah dan Jaminan sosial merupakan jantung kehidupan para pekerja/buruh. Jadi kalau sampai upah dan jaminan sosial diganggu maka pekerja/buruh akan melawan, dan kalau pemerintah ternyata tidak peduli terhadap kesejahteraan pekerja, maka dapat dipastikan mereka tidak punya empati," tegasnya(ian)