indate.net-CIBINONG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar), tak memberikan Bantuan Keuangan (Bankeu) kepada Kabupaten Bogor untuk kebutuhan penyelesaian pembangunan RSUD Parung. Bahkan secara keseluruhan, tercatat jika Bankeu Pemprov Jabar untuk Kabupaten Bogor tahun ini di bawah Rp100 miliar atau tepatnya Rp93,8 miliar berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Jawa Barat Nomor 118 tahun 2022 tanggal 16 Desember 2022 tentang Penjabaran APBD tahun Anggaran 2023. Jumlah tersebut diketahui menurun dibanding tahun 2022 sebesar Rp123 miliar. Bahkan tercatat paling rendah sejak tahun 2019.
Pada 2019, Bankeu Pemprov Jabar untuk Kabupaten Bogor sebesar Rp122 miliar. Kemudian meningkat dua kali lipat di tahun 2020 menjadi Rp250 miliar. Bahkan naik kembali di tahun 2021 sebesar Rp360 miliar. Kondisi ini pun mendapatkan perhatian dari anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil Kabupaten Bogor, Asep Wahyuwijaya. Menurutnya, Pemkab Bogor harus mempertimbangkan cukup matang akan kelanjutan pembangunan RSUD Parung tersebut.
“Jadi, jika Pemkab Bogor masih merasa berkewajiban untuk memenuhi visi misi dan melunasi janji politik kepala daerahnya membangunkan rumah sakit kepada warga di Bogor Utara (RSUD Parung), silahkan mencari sumbernya dari tempat lain. Hanya menurut hemat saya, tentu menjadi lain masalahnya, kalau di dalam RPJMD Kabupaten Bogor itu sendiri targetnya adalah cukup dibuatkan klinik utama (yang sudah diresmikan) maka tentu visi misi dan janji politiknya sudah dilunasi,” kata AW
Dari total Bankeu Pemprov Jabar tersebut, paling besar diberikan untuk Jaminan Kesehatan bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI) di Kabupaten Bogor sebesar Rp43,675 miliar. Kemudian untuk Pengembangan SPAM Regional Antar Desa dan Pembangunan Tangki Septik Individual sebesar Rp21,575 miliar. Selain itu, Bankeu tersebut juga untuk pengadaan media digital di lingkungan Disdik Kabupaten Bogor sebesar Rp12,9 miliar dan pembangunan command centre sebesar Rp5 miliar.
Kemudian penataan kawasan kumuh sebesar Rp3,34 miliar, pengadaan alkes untuk puskesmas di daerah perbatasan sebesar Rp2,73 miliar, pemberdayaan keluarga miskin melalui usaha ternak ayam petelur berbasis komunitas sebesar Rp1,67 miliar, pemeriksaan anemia pada remaja putri dan ibu hamil beserta pengadaan alatnya sebesar Rp1,3 miliar.
Tak hanya itu, bantuan tersebut juga disalurkan untuk Bulan Bakti Siliwangi dan Gotong Royong sebesar Rp625 juta, TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) sebesar Rp600 juta dan peningkatan kesejahtraan guru bantu SD Negeri di daerah terpencil sebesar Rp448,8 juta.
Meski menurun, AW menyebut bahwa Bankeu Pemprov Jabar untuk Kabupaten Bogor di tahun ini tersebar dan cukup merata. “Jadi meskipun besaran bantuan semakin menurun, tapi saya melihat bantuan keuangan tahun ini lebih tersebar dan kegiatan yang berdampak langsung kepada warganya pun lebih beragam. Karena itu tentunya saya berharap kegiatannya bisa segera ditindaklanjuti secara cepat dan dengan kualitas yang patut agar warga penerima pun dapat segera juga menikmati manfaatnya,” jelas AW.(*)