indate.net-Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah menyambut langsung para delegasi peserta dari The 2nd International Summer Course Of Natural resources and Environmental Management Science ISCoNREM 2023 di Balai Kota Bogor, Sabtu (16/9/2023) malam.
Kunjungan ISCoNREM 2023 diawali dengan Gala Dinner yang dilanjutkan dengan pertunjukan kesenian tradisional, penayangan video profil Kota Bogor hingga sesi diskusi dan tanya jawab seputar penataan kota berbasis kearifan lokal, lingkungan dan kebudayaan.
Syarifah menyampaikan, Kota Bogor telah berkomitmen untuk ikut berperan aktif dalam mengatasi perubahan iklim yang telah terjadi saat ini.
Hal ini diperkuat dengan arah pembangunan kota yaitu green city, smart city dan heritage city yang telah disinergikan dalam program dan kegiatan di dalam RPJMD Kota Bogor tahun 2019-2024.
Respon terhadap perubahan iklim dilakukan melalui mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Beberapa program penataan kota yang disampaikan oleh Syarifah Sofiah di hadapan para mahasiswa internasional adalah pengelolaan sampah, limbah dan pemanfaatan lahan.
Kemudian program pembenahan transportasi, pembangunan pedestrian,
Program Bogor Tanpa Kantong Plastik (si BOTAK), Naturalisasi Ciliwung,
Pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), Program penurunan angka Stunting, Program Open Defecation Free (ODF), Pemanfaatan Lahan, Peningkatan Ruang Terbuka Hijau, Pengembangan Urban Farming dan Kampung Tematik.
"Jadi ini satu hal yang kalau membangun daerah ini yang menjadi tantangan yaitu mensinergikan antara tradisional dan kultur bagaimana membangun ekonomi tapi tetap kearifan lokal dan lingkungan terjaga. Jadi kalau kita lihat berbagai kota, berbagai daerah pasti akan mengutamakan ekonomi, tapi selain itu Kota Bogor tetap mempertahankan identitas karena tidak banyak kota yang memiliki identitas," jelasnya.
Kota Bogor memiliki landasan dalam melakukan penataan yakni green city, smart city dan heritage city.
Sekda mencontohkan bahwa Alun-alun Kota Bogor dahulunya merupakan area yang kini berubah menjadi ruang terbuka yang indah dengan background bangunan heritage Stasiun Bogor 1881.
"Kota Bogor sebagai green city miliki Kebun Raya Bogor, kemudian kita tambah dengan membangun taman-taman kota, pohon pohon besar di sisi jalan itu juga kita jaga, kita rawat karena itu peninggalan zaman Belanda, usianya puluhan tahun bahkan ada yang ratusan. Pohon itu kita berikan identitas dari sisi kekuatannya, jadi selain kita jaga kita juga mengamankan aktivitas masyarakat," ujarnya.
Untuk menjaga kualitas udara Kota Bogor, sudah sejak beberapa tahun lalu dan hingga kini terus berjalan melakukan konversi angkutan kota dari tiga angkutan kota menjadi satu bus.
"Kita juga memperpanjang pedestrian di semua wilayah, kita membuat pedestrian untuk membiasakan masyarakat berjalan kaki," ujarnya.
Dalam sesi penutupan, Sekda menyampaikan bahwa Kota Bogor memiliki tiga zona kawasan yakni chinatown, zona kawasan arab dan kawasan eropa. Ia pun mengundang para wisatawan untuk berkunjung dan menikmati Kota Bogor.(*)