indate.net-Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jumat (26/1/2024) sore, menerima Corporate social responsibility (CSR) dari PT PAL JAYA ABADI berupa lima unit Bio Tangki Septic untuk penganan Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan.
Berbeda dari Bio Septic Tank pada umumnya, Bio Septictank yang diproduksi oleh PT PAL JAYA ABADI ini sebagian menggunakan bahan dasar sampah plastik bekas pakai yang kemudian didaur ulang menjadi bahan material pembuatan tangki septic.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah didampingi Camat Bogor Utara, Riki Robiansyah secara simbolis menerima langsung CSR tersebut.
Penggunaan Tangki septic berbahan dasar sampah plastik bekas pakai ini lanjut Sekda, sejalan dengan upaya pemerintah mengurangi sampah untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sehingga selain sebagai upaya mengentaskan ODF, tangki septic ini juga ramah lingkungan dalam upaya pengurangan sampah.
Mengenai ODF, lanjut Sekda 68 kelurahan di Kota Bogor seluruhnya sudah deklarasi komitmen bebas ODF sehingga tidak lagi buang air besar sembarangan, namun untuk itu tetap perlu dilakukan pembuatan septik tank bagi rumah-rumah yang belum memiliki septic tank atau WC.
"Pertama kita deklarasi dua kelurahan, kemudian naik 19 terus sampai 21 hingga sekarang sudah 68 kelurahan. Nah, deklarasi ini penyemangat kita komitmen bersama yang dijelaskan dan digambarkan dalam bentuk rencana kerja dan ini yang akan dievaluasi dan di kroscek kembali oleh pusat dan provinsi," katanya.
Di Kota Bogor lanjut Sekda, kelurahan-kelurahan yang turut serta dalam deklarasi ini juga melakukan upaya stop buang air besar sembarangan meskipun belum memiliki septic tank ataupun kamar mandi. Namun untuk BABS warga tersebut menggunakan toilet umum, musala ataupun masjid untuk dipakai bersama.
Direktur PT PAL JAYA ABADI, Luski Febrian mengatakan CSR ini merupakan tindak lanjut dari kemitraan perusahaan dengan Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor.
"Karena kami memiliki komitmen tidak hanya berbasis pada keuntungan saja, tapi kami ada kepedulian sosial. Jadi setiap pembelian produk apapun di kami itu, sebagian keuntungan kami kembalikan lagi kepada warga atau kota yang memerlukan bantuan," katanya.
Tangki septik ini kata Luski, 40 persen menggunakan bahan dari plastik daur ulang atau limbah sampah plastik.
Namun meski demikian tidak seluruh plastik bisa digunakan tentu harus melalui pemilahan agar juga kualitas produksi tetap terjaga.
"Jadi plastik-plastik yang sudah dikumpulkan dipilih, kemudian diolah menjadi biji-biji plastik, kemudian digunakan untuk material membuat tangki septik ini," katanya.
Semangat menggunakan daur ulang ini kata Luski, sebagai langkah untuk menyelaraskan dengan semangat memperbaiki lingkungan dan perjuangan pemerintah mengurangi sampah plastik melalui kebijakan.
"Dari situ kemudian kami mencoba mencari ide bagaimana menangani permasalahan itu, sehingga kita membuat mesin dan mesinnya itu ternyata bisa menggunakan biji plastik bekas dan kita daur ulang sehingga bisa mendukung komponen tangki septic ini," ujarnya.
Penggunaan tangki septic ini menggunakan media bakteri yang dibuat dari bahan daur ulang.
Cara kerjanya limbah atau tinja yang masuk ke dalam tangki akan diolah oleh bakteri dan hanya menyisakan lumpur.
"Iya jadi cara kerjanya ini menggunakan sistem mengolah limbah domestik atau limbah tinja ini masuk dalam tangki septic ini yang dilengkapi dengan dua ruangan, yaitu ruangan pengendapan dan ruang filter. Ruang pengendapan itu ada bakteri memakan tinja itu kemudian disaring menggunakan filter menggunakan bahan recycle itu. Jadi ini tidak harus setiap bulan disedot. Penyedotan itu dilakukan tiga sampai 5 tahun itu pun lumpur bukan tinja," katanya.
Selama 10 tahun diluncurkan, penggunaan tangki septic ini pun mendapat respon sangat baik dari masyarakat.
Selain itu lanjut Luski, produk ini pun sudah tersertifikasi oleh Kementerian PUPR dan instansi terkait dari sisi kualitas dan keamanannya.(*)