-->
  • Jelajahi

    Copyright © IndateNews
    Best Viral Premium Blogger Templates

    DBD di Kota Bogor Sudah Renggut 13 Nyawa

    Indate News
    21/05/24, Mei 21, 2024 WIB Last Updated 2024-05-21T09:39:21Z


    indate.net-BOGOR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengeu (DBD) yang terjadi di Kota Bogor mencapai 2.109 kejadian. Jumlah ini terhitung selama periode Januari hingga Mei 2024.

    “Jumlah laporan kasus DBD pada Januari-Mei 2024 sebanyak 2.109 kasus dan Mei tahun 2024 dari tanggal 1-17 ada 151 kasus,” kata Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, kepada wartawan, kemarin.

    Adapun jumlah kematian pada Januari hingga Mei mencapai 13 orang, angka tersebut meningkat di mana pada periode Januari-April terdapat 11 orang meninggal.

    Pada Mei 2024 terdapat lima kelurahan dengan peningkatan DBD yang cukup signifikan, yaitu Kelurahan Kedung Badak, Baranang­siang, Sukadamai, Kedung Waringin dan Cibadak Barang. “Kelurahan Kedung Badak menjadi yang terbanyak dengan 85 Kasus, untuk laporan kasus DBD harian terbanyak pada tanggal 13 Maret 2024 sebanyak 49 kasus,” ucap Retno.

    Atas kejadian tersebut, pihaknya pun terus berupaya menggencarkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus di lingkungan sekitar.

    “Menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air. Mendaur ulang/memanfaatkan barang-barang yang dapat menampung air hujan,” tegas Sri Nowo Retno Diketahui, Kota Bogor menduduki posisi ketiga kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi di Indonesia. Data ini berdasarkan catatan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum lama ini.  Berdasarkan data yang disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, Kota Bogor menempati posisi ketiga kasus tertinggi DBD pada periode Januari-April 2024 dengan 1.944 kasus. 

    Sementara, pada posisi pertama ada Kota Bandung dengan 3.468 kasus dan posisi kedua ada Kabupaten Tangerang dengan 2.540 kasus.  Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah menuturkan, cuaca yang dingin dan kesadaran masyarakat Kota Bogor yang kurang, itu menjadi faktor utama Kota Bogor berada di posisi ketiga di Indonesia. “Kan ini juga tergantung musim, ketika cuaca memang dingin dan lembab nyamuk Aedes Aegypti ini menggigit di jam pagi dan sore,” ungkap Syarifah Sofiah, kemarin.

    “Ditambah pola hidup kita di rumah masing-masing, kayak semisal rumahnya ventilasinya tertutup, lembab, tumpukan ba­rang, genangan air itu yang men­jadi tempat nyamuk bersarang,” sambung dia.=ROY

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Kabupaten Bogor

    +