indate.net-Memperingati World Mental Health Day (Hari Kesehatan Mental Dunia) 2024, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Bogor bersama DWP Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN) RS Marzoeki Mahdi menggelar talkshow 'Ngobrol Bareng Kesehatan Jiwa' dengan tema 'Kesehatan Jiwa di Tempat Kerja', Kamis (17/10/2024).
Mewakili Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Penjabat Wali Kota Bogor, Hery Antasari, mengajak semua pihak untuk menjadikan momentum World Mental Health Day 2024 sebagai momen untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, kemauan, kesadaran, dan kepedulian tentang pentingnya kesehatan jiwa, yang terkadang dilupakan.
Menurutnya, untuk penyakit medis non-jiwa sudah ada spesialisasi dan perhatian dari semua pihak, namun kesehatan jiwa masih memerlukan dorongan, mengingat pentingnya kesehatan jiwa yang memiliki pengaruh bagi kesehatan fisik.
Untuk itu, Hery mengajak membangkitkan kesadaran bahwa kesehatan jiwa atau mental merupakan sesuatu yang penting untuk membangun serta menunjang produktivitas kerja, serta membangun hubungan dengan keluarga, anak, maupun lingkungan.
Merujuk tema yang diusung, Hery menilai pengelolaan mental di tempat kerja adalah sesuatu yang penting karena dalam sehari setiap pekerja lebih sering berinteraksi dengan orang lain dibandingkan dengan pasangan maupun keluarga.
Interaksi yang ada bisa mempengaruhi kesehatan jiwa atau mental. Peran istri bagi kesehatan jiwa atau mental suami, ditegaskan Hery, sangat penting dalam menunjang produktivitas kerja dan keberhasilan yang diraih.
“Seorang suami yang bekerja menghabiskan waktu 8 jam sehari di tempat kerja dibandingkan waktu dengan keluarga. Artinya, sekitar 80 persen waktunya lebih sering bertemu orang lain, mungkin dengan pasangan hanya satu jam atau kurang, sisanya istirahat. Untuk itu, menjaga komunikasi yang baik adalah kuncinya,” ujar Hery di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor.
Pj Penasehat DWP Kota Bogor, Windhy Wuryaning Tyas, menambahkan bahwa hal-hal kecil yang tidak disadari dapat membawa seseorang pada hal-hal yang tidak produktif. Windhy yakin bahwa kegiatan ini mampu memberikan manfaat yang sangat positif, sehingga memberikan cara pandang baru dalam membangun relasi di rumah dan tempat kerja.
Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN) RS Marzoeki Mahdi, Nova Riyanti menjelaskan bahwa penyakit jiwa adalah kondisi yang sering kali tidak memiliki 'judul diagnosis' yang jelas, namun dapat mempengaruhi produktivitas.
Nova juga menyebutkan bahwa baru-baru ini Kompas menyoroti kolapsnya kelas menengah, yang berbeda dengan masa lalu di mana masalah mental lebih banyak terjadi pada kelas ekonomi bawah. Kolapsnya kelas menengah disebabkan oleh hilangnya lapangan pekerjaan dan berbagai faktor lainnya.
"Kegiatan yang menargetkan pegawai di lingkungan Pemkot Bogor ini merupakan langkah awal kerja sama antara PKJN RS Marzoeki Mahdi dan DWP Kota Bogor. Semoga ini benar-benar bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan jiwa di Kota Bogor," ujar Nova.
Selain sharing session, kegiatan ini juga diisi dengan psikoedukasi, pelayanan screening dan deteksi dini kesehatan jiwa, hingga konseling bagi karyawan di lingkungan perangkat daerah Pemkot Bogor.(*)