-->
  • Jelajahi

    Copyright © IndateNews
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Buat Terobosan Lewat Musrenbang Anak

    Indate News
    20/01/25, Januari 20, 2025 WIB Last Updated 2025-01-20T00:12:12Z


    indate.net-Salah satu bentuk komitmen Pemkot Bogor untuk mewujudkan kota yang ramah anak adalah me­­lalui Badan Perencanaan Pem­­bangunan, Riset, dan Inovasi Dae­­rah (Bapperida) yang menggelar kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Anak di Agreya Coffee, kemarin.


    Secara tematik, Musrenbang Anak ini digelar untuk menampung aspirasi anak-anak.  Besarnya populasi anak di ‘Kota Hujan’ menjadi bagian penting untuk mendorong lebih banyak kebijakan dan arah pembangunan yang pro anak di tengah banyaknya isu dan persoalan anak. Tercatat, jumlah populasi anak di Kota Bogor mencapai kurang lebih seperempat dari total penduduk. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa pada Juni 2024, angkanya mencapai 23,82% dari total penduduk.


    Dalam dua tahun terakhir, Bappe­rida Kota Bogor secara khusus me­­nginisiasi penyelenggaraan Mus­­ren­­bang Anak yang digabungkan dengan kelompok difabel, lansia, dan perempuan. Kepala Bapperida Kota Bogor, Rudy Mashudi menekan­­kan, bahwa semangatnya adalah memastikan seluruh elemen masya­­rakat tidak ada yang tertinggal dalam proses perencanaan pembangunan.


    “Tujuan utama penyelenggaraan Musrenbang Anak ini adalah men­dorong lebih banyak isu-isu anak di Kota Bogor yang diwadahi dalam dua dokumen perencanaan sekaligus, yaitu RKPD 2026 dan RPJMD 2025-2029. Mengutip arahan dan semangat SDGs, no one left behind,” kata Rudy. Tahun ini, kata Rudy, penyelenggaraan Musrenbang Anak digelar secara terpisah dengan semangat dan harapan agar lebih banyak aspirasi anak-anak Kota Bogor terwadahi dalam proses perencanaan pembangunan.


    “Di saat yang sama, akan ada lebih banyak isu dan permasalahan anak yang terselesaikan oleh Pemerintah Kota Bogor,” ujarnya. Pelaksanaan Musrenbang Anak secara mandiri pun didasari rekomendasi pelak­sanaan program Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja (RAN PIJAR) dari Kemenko PMK, di mana Kota Bogor menjadi kota pilot project. 


    Rekomendasinya adalah agar Pemerintah Kota Bogor terus mem­beri ruang dan kesempatan bagi anak dan remaja dalam proses peren­canaan pembangunan. Musren­­bang Anak, kata Rudy, menjadi strategis karena anak-anak saat ini menghadapi tantangan yang tidak ringan. 


    Sebagai contoh, angka kekerasan terhadap anak di Kota Bogor, yang trennya terus meningkat setiap tahun, berdasarkan data dari UPTD PPA Kota Bogor. Pada tahun 2024, tercatat 98 kasus kekerasan terhadap anak terjadi di Kota Bogor.


    Isu lainnya adalah naiknya jumlah perokok pemula, serta gawai yang menjadi hiburan utama sebagian besar anak. “Juga banyak anak yang tidak berani memiliki cita-cita karena faktor ketidakpercayaan diri, serta temuan KPAI yang menyebut tiga penyebab utama kematian anak yaitu kecelakaan, sakit, dan bunuh diri,” jelasnya.


    Analis Kebijakan Muda Kemen­terian Pemberdayaan Perem­puan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Andi Nirmalasari mengatakan, bahwa langkah Pemkot Bogor ini adalah terobosan besar dalam menyerap aspirasi anak.  “Ini langkah besar yang diinisiasi Pemkot Bogor. Lebih maju dari daerah lain, karena mau mendengar dan menyerap aspirasi anak,” kata Andi Nirmalasari. 


    Sementara itu, Ketua Forum Anak Kota Bogor (Fanator), Radipta Azki Athaya, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Bapperida dan Pemkot Bogor yang telah membuka ruang aspirasi anak.(*)


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini