indate.net-Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor angkat bicara terkait pebasket SMP Mardi Waluya melakukan pemukulan kepada pebasket SMP Negeri 1 Bogor yang viral di sosial media.
“Berkaitan dengan kejadian pada pertandingan Basket yang diselenggarakan dibawah koordinasi Perbasi Kota Bogor antara SMPN 1 Kota Bogor dan SMPS Mardi Waluyo disampaikan bahwa telah terjadi kesepakatan damai antara dua keluarga yang di saksikan dari pihak sekolah masing-masing, Disdik, Perbasi, dan pihak kepolisian,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Nina Nurmasari.
Lanjut kata dia bahwa Perbasi Kota Bogor juga telah menjatuhkan sanksi, berupa larangan bermain di Kota Bogor selama 1 tahun untuk pelaku, mencabut lisensi wasit dan asisten wasit SMPS Mardi Waluya, serta akan membuat surat ke Perbasi Pusat untuk meminta arahan kaitan sanksi pelarangan bermain agar diperluas ke seluruh wilayah Indoneisa.
“SMPS Mardi Waluya juga telah menjatuhkan sanksi skorsing kepada pelaku selama 7 hari dan akan di evaluasi kembali, serta akan mengevaluasi pelatih dan asisten pelatih,” ucapnya. Bahkan ia mengaku kalau Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor telah memberikan teguran kepada SMPS Mardi Waluya atas kelalaiannya dalam membina pelatih dan asisten pelatih serta memerintahkan agar pelatih dan asisten pelatih segera dinonaktifkan.
“Disdik dan Perbasi Kabupaten dan Kota sepakat untuk duduk bersama dengan Bapopsi membahas aturan-aturan dalam penanganan pemain yang berasal dari sekolah, karena aturan yang ada hanya berlaku untuk anggota club dan orang tua pelaku akan memfasilitasi korban untuk melakukan pemeriksaan kesehatan khususnya area kepala,” jelasnya
Sebelumnya, pebasket SMP Mardi Waluya viral di sosial media (sosmed) setelah melakukan pemukulan kepada siswa SMP Negeri 1 Bogor saat pertandingan Basket. Bahkan, keluarga korban siswa SMPN 1 Bogor itu memposting ulang kembali video tersebut hingga viral di sosmed Instagram. Dala videonya tersebut keluarga korban mengatakan kalau semua orang tua di Indonesia harus mengetahui kalau pendidikan saat ini sedang tidak baik-baik saja.
“Beberapa waktu lalu ponakan saya berinisial SA dari SMPN 1 Bogor dipukul secara terang terangan oleh oknum berinisial RS dari SMP Mardi Waluya Cibinong dan korbannya itu ga cuma ponakan saya, tetapi anak-anak basket dari SMPN 1 Bogor lainnya,” ucap dia saat video tersebut. Keluarga korban itu menyebut kalau pelaku dari SMP Mardi Waluya melakukan pemukulan dibagian perut, hingga kepala dan menyeleding. “Bentuk kekerasan itu antara lain memukul bagian perut tapi itu tidak terekam kamera, kemudian menyeleding dan terjatuh keras, menyikut seperti ini dan puncaknya memukul kepala ponakan saya seperti ini,” ungkapnya.
Menurutnya, kalau pelaku tersebut berani melakukan tindak kekerasan ditempat ramai seperti itu, maka akan berani juga di tempat yang ramai. “Logikanya kalau dia berani melakukan hal seperti ini (pemukulan) di tempat seperti itu apa lagi ditempat sepi. Sebenarnya saya ga mau membuat konten seperti ini, tapi saya menemukan beberapa kejanggalan didalam alur penyelesaian konflik,” bebernya. Salah satunya, pertama pihak sekolah sampai saat ini tidak memberikan sanksi tegas kepada pelaku, lalu kedua pihak sekolah meminta maap kepada orang tua korban hanya dengan cara seperti memberikan bukti transfer setelah berbelanja online.
Yang ketiga saat anak anak basket SMPN 1 Bogor mengupload video kekerasan tersebut, tiba-tiba ada yang DM mereka yang mengaku sebagai pihak Perbasi dan meminta untuk mentake down semua video tersebut dengan mengancam pencemaran nama baik.
“Selain itu juga pelaku serta orang tua nya kini tidak ada permintaan maap apapun dan disini aku merasa kalau pelaku mendapatkan suport dari berbagai pihak orang dewasa, bukan para korban yang mendapatkan suport dan yang saya sayangkan itu adalah mengapa harus viral dulu,” terangnya. Maka dari itu, ia menyesalkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak memberikan perhatian oleh semua pihak. “Kalau sistem pendidikan mainannya kaya begini maka sektor mana lagi yg bisa kita percaya,” tutupnya.(*)