indate.net-Bogor – Cuaca ekstrem yang melanda Kota Bogor sepanjang April 2025 memicu puluhan kejadian bencana. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, tercatat sebanyak 65 laporan bencana selama bulan tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Hidayatulloh, menyampaikan bahwa jenis bencana yang paling banyak terjadi adalah gempa bumi, dengan total 27 kejadian. Selain itu, terdapat 13 kejadian tanah longsor dan 11 kejadian pohon tumbang.
“Rentetan bencana ini mengakibatkan kerusakan pada 53 unit rumah. Rinciannya, lima rumah mengalami kerusakan berat, sembilan rusak sedang, dan 39 lainnya mengalami kerusakan ringan,” ujar Hidayatulloh, Selasa (29/4).
Akibat kejadian tersebut, sebanyak 378 jiwa terdampak, dengan delapan orang dilaporkan mengalami luka ringan. Tidak ada laporan korban luka berat maupun meninggal dunia.
🔎 Infografik: Dampak Bencana di Kota Bogor (April 2025)
Jenis Bencana | Jumlah Kejadian |
---|---|
Gempa Bumi | 27 |
Tanah Longsor | 13 |
Pohon Tumbang | 11 |
Rumah Rusak Berat | 5 |
Rumah Rusak Sedang | 9 |
Rumah Rusak Ringan | 39 |
Warga Terdampak | 378 Jiwa |
Luka Ringan | 8 Orang |
Korban Jiwa | 0 |
Menanggapi situasi tersebut, Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana.
“Sikap siap untuk selamat harus menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kota Bogor. Karena bencana bisa terjadi kapan saja, maka kesiapsiagaan adalah keharusan, bukan pilihan,” kata Dedie.
Ia juga menyarankan masyarakat untuk menyiapkan tas siaga bencana berisi dokumen penting serta perlengkapan darurat, menyusun rencana evakuasi, dan mengikuti simulasi kebencanaan secara berkala.
Salah satu warga Kelurahan Empang, Siti Rohmah (41), yang rumahnya terdampak longsor ringan mengatakan, “Kami sempat panik karena tanah longsor terjadi saat hujan deras. Sekarang kami lebih waspada, sudah mulai siapkan tas darurat dan ikut pelatihan dari kelurahan.”
Sementara itu, pakar mitigasi bencana dari Universitas Pakuan, Dr. R. Yudha Santosa, menekankan pentingnya edukasi kebencanaan sejak dini.
“Kesadaran masyarakat terhadap risiko bencana masih belum merata. Padahal kesiapsiagaan seperti jalur evakuasi dan komunikasi darurat bisa menyelamatkan nyawa,” jelas Yudha.
BPBD Kota Bogor mengajak masyarakat untuk melaporkan potensi kerawanan seperti tebing rawan longsor atau pohon tua melalui kanal aduan resmi agar dapat ditangani lebih cepat.(*)